Webmail |  Berita |  Agenda |  Pengumuman |  Artikel |  Video

Tahun Keberuntungan

31 Desember 2015
16:20:04 WIB

Bacaan: 2 Raja-raja 18:1-7

Raja Hizkia mulai menjalankan pemerintahan atas Kerajaan Yehuda pada usia 25 tahun. Di usia yang masih tergolong muda tersebut ia mewarisi keadaan negara yang serba tidak baik, yang ditinggalkan oleh pemerintahan ayahnya. Yehuda pada saat itu juga bukan negara yang merdeka, karena berada di bawah kekuasaan Asyur. Keadaan-keadaan buruk tersebut tentu saja merupakan perkara yang tidak mudah bagi Raja Hizkia untuk memperbaikinya. Namun demikian, pada ayat 7 kita dapat melihat bahwa apapun yang direncanakan dan diusahakan Hizkia berhasil oleh karena Tuhan mendatangkan keberuntungan kepadanya.

Sebentar lagi kita juga memasuki tahun 2016. Banyak doa dan harapan yang disampaikan tentunya untuk tahun yang baru ini, dan sudah pasti semuanya berharap suatu keadaan yang lebih baik dari tahun 2015. Semua orang pasti berharap bahwa tahun 2016 adalah tahun yang mendatangkan keberuntungan. Keadaan kita di tahun 2015 mungkin dapat disamakan dengan apa yang dialami Hizkia, namun dengan pertolongan Tuhan, harapan akan tahun baru yang membawa keberuntungan bukanlah suatu harapan yang mustahil.

Hizkia melakukan apa yang benar di mata Tuhan

Ayat 3 mencatat bahwa keberhasilan yang diraih oleh Hizkia adalah karena ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Sebagai seorang pemimpin seringkali terjebak untuk melakukan apa yang disukai oleh orang banyak dan bukan apa yang benar. Pemimpin tidak memrintah untuk menegakkan kebenaran namun sebaliknya hanya untuk menyenangkan hati orang banyak dengan tujuan agar langgeng kekuasaannya. Salah satu contoh pemimpin yang lebih takut kepada orang daripada kepada Tuhan adalah Pontius Pilatus. Ia mengetahui bahwa tuntutan orang-orang Yahudi untuk menyalipkan Yesus tidaklah benar, namun karena takut dengan orang banyak ia menuruti permintaan mereka. Hizkia tidaklah demikian. Alkitab tidak mencatat ia melakukan apa yang disenangi oleh rakyatnya, atau apa yang disenangi oleh pejabat-pejabat di negaranya, namun sebaliknya Alkitab mencatat bahwa ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan.

Kebenaran manusia seringkali berbanding terbalik dengan kebenaran Tuhan, dan kita sering diperhadapkan dengan pilihan untuk bertindak benar atau untuk menyenangkan orang lain. Jika ingin diberkati Tuhan, tentu kita harus berani berdiri di atas kebenaran Tuhan, meskipun mungkin harus terpojok oleh karena lingkungan kita berpegang pada kebenaran mereka sendiri.

Hizkia percaya kepada Tuhan

Berbeda dengan Ahaz, ayahnya, yang menolak untuk mempercayai Tuhan, Hizkia sebaliknya, ia mempercayai Tuhan (ay. 5). Hal tersebut dibuktikan dengan keberaniannya untuk memutuskan hubungan dengan Asyur. Secara nalar, kekuatan Yehuda jauh di bawah kekuatan Asyur. Sikap Hizkia untuk melepaskan diri dari Asyur tentu akan mendatangkan konsekuensi buruk bagi Yehuda. Namun Hizkia hidup dengan imannya. Ia percaya bahwa Tuhan sanggup menolongnya dari kekuatan Asyur yang sangat ditakuti pada waktu itu.

Pertolongan Tuhan akan datang apabila kita mengandalkan iman kita. Hidup dengan iman artinya hidup dengan tidak mendasarkan pada pertimbangan-pertimbangan manusia, atau hidup dengan mata jamaniah. Pertolongan yang diberikan oleh manusia terbatas adanya. Apapun yang ada di dunia ini tidak akan sepenuhnya dapat menolong, Dokter dapat mengobati, namun tidak memiliki kuasa untuk menyembuhkan. Tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjamin akan mendatangkan kesuksesan. Oleh sebab itu kita tidak dapat mengandalkan kekuatan kita atau berharap pada manusia. Hanya Tuhanlah yang dapat mendatangkan keberuntungan bagi kita.

Hizkia berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang daripada mengikut Tuhan, dan melakukan perintah-perintah Tuhan

Hizkia juga berketetapan hati untuk melakukan semua perintah Tuhan. Ia tidak hanya mau melakukan firman Tuhan yang disukainya saja. Suka atau tidak suka, sukar atau mudah, semua firman Tuhan ia lakukan. Demikian halnya dengan kita, firman Tuhan adalah makanan bagi rohani kita. Kita harus mentaati semua firman Tuhan, agar rohani kita tetap sehat dan hidup. Rohani yang sehat dan hidup akan senantiasa mendatangkan penyertaan Tuhan dalam hidup kita.

Selamat Tahun Baru 2016..... 

File Terbaru

Facebook Fanpage

TAUTAN EKSTERNAL