Webmail |  Berita |  Agenda |  Pengumuman |  Artikel |  Video

Faktor yang melatarbelakangi

Kondisi dan situasi pada tahun 1979 telah memberikan inspirasi kepada Badan Pengurus Perguruan-perguruan Kharismatika mengambil inisiatif untuk mendirikan sebuah Sekolah Tinggi Teologi. Pada tahun itu Pemerintah telah merencanakan untuk mengangkat Guru-guru Agam Kristen/Protestan pada jenjang SLTP dan SLTA dalam PELITA III.

            Dan pada saat itu Guru-guru Agama Kristen yang terampil masih langka baik untuk Sekolah-sekolah Umum maupun Gereja. Kamajuan dunia pendidikan di Indonesia saat itu (dan sampai sekarang), menuntut supaya gereja-gereja menyediakan sumber daya manusia pendidik dan pemimpin-pemimpin yang berkualitas tinggi. Serta keadaan siswa dan siswi yang sudah lulus PGAK/P pada masa tersebut menyatakan kerinduan dan keinginannya untuk melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi. Di sisi lain, langkanya pemimpin dan tenaga-tenaga guru dan dosen Teologi/Alkitab di Indonesia yang merupakan suatu realita yang perlu dijawab.

            Adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Almarhu Pdt. Stefanus Sumardi yang menjabat sebagai Ketua Umum Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah di Inonesia dalam periode tersebut merupakan faktor yang turut berperan serta bagi lahirnya lembaga pendidikan tinggi ini. 

Faktor-faktor inilah yang menjadi pendorong bagi Badan Pengurus Perguruan-perguruan Kharismatika untuk memikirkan pendirian sebuah lembaga Pendidikan Tinggi Teologi di kota Solo.

PGAK/P Kharismatika          

           Sebagai tindak lanjut untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut maka pada tanggal 26 Nopember 1979 Badan Pengurus  Perguruan-perguruan Kharismatika mengadakan musyawarah tentang Pembukaan sebuah Sekolah Tinggi Teologia. Rapat musyawarah tersebut diadakan di Kantor PGAK/P Kharismatika, Jl. Gading Kidul 48 Solo (sekarang Jl. Brigen. Sudiarto No. 179).

            Keputusan yang diambil dalam rapat tersebut ialah membuka sebuah Sekolah Tinggi Teologi dengan program Gelar Sarjana Muda konsentrasi atau jurusan Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan Jurusan Teologi/Kependetaan. Peserta rapat sependapat bahwa Sekolah Tinggi Teologi ini adalah sebagai tindak lanjut pengembangan PGAK/P Kharismatika.

            Badan Pengurus Perguruan-Perguruan Kharismatika dalam suratnya No. 104/Kh/XII/79 mengajukan permohonan izin Pembukaan Perguruan Tinggi Teologi di Solo kepada Majelis Pusat Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah di Indonesia.  Permohonan tersebut memperoleh restu dari Badan Pengurus Pusat GSSJA di Indonesia, dan pada rapat bulan Mei Tahun 1980 Perguruan Tinggi Teologi Kharismatika berdiri dan memulai kegiatan akademisnya dengan masih menggunakan lokasi PGAK/P Kharismatika Solo, di Jl. Gading Kidul 48 Solo.

            Perkembangan-perkembangan yang terjadi membuat Perguruan Tinggi Teologi Kharismatika tidak bisa bertahan lama di kampus PGAK/P Kharismatika. Pada tahun 1982 dibeli sebidang tanah seluas + 13.000 m2 di Ngadisono dan pada saat itu dilangsungkan dengan pembangunan gedung-gedung untuk kegiatan perkuliahan. Sejak tahun 1983 kegiatan perkuliahan atau akademis dipindahkan ke Kampus yang baru yaitu di Ngadisono Kadipiro Banjarsari.

            Pada tanggal 6 Desember 1983 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimas (Kristen) Protestan No. 67 Th. 1983, Perguruan Tinggi Teologi “Kharismatika” memperoleh STATUS TERDAFTAR untuk Sarajana Muda Pendidikan Agama Kristen, yang selanjutnya tiga tahun kemudian turunlah Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimas (Kristen) Protestan No. 60 Th. 1986 tertanggal 30 Januari 1986 memberikan STATUS TERDAFTAR Perguruan Tinggi Teologi Kharismatika untuk Stratum Satu PAK (S1 PAK).

Institut Theologia Solo          

           Mengingat Surat Direktur Jenderal Bimas (Kristen) Protestan tanggal 19 Maret 1990 No. FII/153/817/1990 yang mengacu pada Undang-Undang No. 2 Th. 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, serta saran dari kalangan gereja. Maka pada tanggal 12 Juni 1990 nama Perguruan Tinggi Teologia Kharismatika oleh Badan Pengurus Harian diubah menjadi INSTITUT THEOLOGIA SOLO yang disingkat dengan INTHEOS. Yang kemudian nama INTHEOS ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Badan Pengurus Harian dengan No. 2 Th. 1990 tertanggal 12 Juni 1990.

Sekolah Tinggi Teologi Intheos

Berdasarkan hasil Rapat Badan Pengurus Harian Institut Teologia Solo (INTHEOS) pada tanggal 1 April 1994 Institut Teologia Solo (INTHEOS) diubah namanya menjadi SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA “INTHEOS” yang disingkat STT “INTHEOS”.  Maka mulai saat itu nama INTHEOS bukan lagi nama singkatan, melainkan menjadi nama almamater Sekolah Tinggi Teologi “Intheos” di Surakarta

            Disebut “Intheos” menjadi nama Sekolah Tinggi Teologi, karena disadari akan kebutuhan pelayan-pelayan Injil dan pemimpin-pemimpin Kristen yang bersemangat, kompeten, serta terampil di seluruh tanah air, dan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan di berbagai lapangan, termasuk lapangan gereja dan lapangan pendidikan dewasa ini. Kata antusias (semangat) dalam bahasa Inggris adalah enthusiasm, berasal dari bahasa Yunani enthousiasmos yang terdiri dari kata en dan theos. Istilah Yunani ini berarti dikuasai atau diilhami dan bersemangat di dalam Alah. Dengan nama "Intheos" dimaksudkan agar keluarga besar STT Intheos Surakarta bersemangat di dalam dan bagi pekerjaan Tuhan di mana saja.

File Terbaru

Facebook Fanpage

TAUTAN EKSTERNAL