Webmail |  Berita |  Agenda |  Pengumuman |  Artikel |  Video

Kepercayaan dan Tanggung Jawab

24 Maret 2016
22:25:19 WIB

Bacaan : Yohanes 19:4-16

Pontius Pilatus adalah seorang pejabat negara yang pada itu diperhadapkan pada suatu kasus di mana ada seorang yang dituntut oleh orang-orang Yahudi untuk di hukum mati, namun oleh Pilatus sendiri, yang mengadili, tidak didapati satu kesalahan pun yang pantas untuk menerima hukuman. Sebagai seseorang yang mempunyai kewenangan seharusnya Pilatus membebaskan Yesus, namun oleh karena ia lebih takut kepada suara mayoritas yang mendesaknya, maka ia memilih mengingkari kebenaran dan hukum yang seharusnya ia tegakkan sebagai seorang pejabat negara.

Seperti yang Yesus katakan, bahwa kuasa itu adalah pemberian Tuhan (ay. 11).Karena pemberian, maka bersifat sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada seseorang. Pada akhirnya, seseorang harus menjalankan kepercayaan tersebut dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan. Seringkali kita menginginkan diberi kepercayaan yang besar, namun Tuhan tidak memberikannya. Hal tersebut dikarenakan Tuhan tidak melihat bahwa kita adalah orang yang dapat dipercayai dalam perkara tersebut.

Tidak menjadi Tinggi Hati

Pilatus mengatakan bahwa ia mempunyai kuasa untuk berbuat apa saja kepada Yesus (ay. 10). Besarnya atau banyaknya kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita seringkali menjadikan kita menjadi sombong. Kita menganggap bahwa itu semua bisa dicapai karena kekuatan dan kemampuan kita sendiri. Kepercayaan dari Tuhan harus kita sadari merupakan bentuk kemurahan hari Tuhan kepada kita. Daud merupakan salah satu contoh seseorang yang menyadari bahwa apa yang ia capai semuanya dari Tuhan (1 Taw. 29:14). Oleh karena ia menyadari bahwa semuanya anugerah Tuhan, maka ketika ia berbuat atau memberi sesuatu bagi Tuhan, ia tidak menganggap dirinya telah berbuat baik kepada Tuhan, namun ia menganggap bahwa memang sudah sepatutnya demikian karena semuanya memang berasal dari-Nya. Ketika kita diberi kepercayaan Tuhan namun kemudian menjadi sombong, maka pastilah Tuhan tidak akan lagi memberikan kepada kita kepercayaan yang lebih besar.

Menjunjung Tinggi Integritas

Pilatus tahu benar bahwa Yesus tidak pantas untuk dihukum. Namun oleh karena ia takut dengan desakan orang banyak, maka ia memilih untuk mengikuti keinginan mereka meskipun ia tahun bahwa hal itu tidak benar. Ia takut kehilangan jabatannya apabila tidak menuruti keinginan mereka. Semakin besar kepercayaan memang semakin besar juga resiko yang harus ditanggung. Namun orang yang dapat dipercaya oleh Tuhan ia akan berani menanggung resiko tersebut demi menjalankan kepercayaan tersebut dengan bai.

Daniel dkk adalah salah satu contoh orang percaya yang menduduki jabatan tinggi di Babilonia. Jabatan tinggi tersebut ternyata tidak membuat mereka mengorbankan kebenaran yang harus mereka junjung. Mereka merasa lebih baik dihukum daripada mengorbankan integritas mereka, Pada akhirnya mereka bukannya jatuh dari jabatan mereka, namun justru makin mendapatkan kedudukan yang tinggi.

Suatu hal yang menjadi pertanyaan adalah berapa banyak anak-anak Tuhan yang seperti Daniel dkk di Indonesia ini? Mungkin kita bisa berkata bahwa tidak banyak anak-anak Tuhan yang mendapat kedudukan penting di negara ini oleh karena kita minoritas. hal itu memang bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya, namun bukan faktor utama. Daniel dkk juga minoritas di Babel, namun mereka dapat memegang kedudukan penting. Faktor utamanya adalah tidak banyak anak-anak Tuhan yang memegang teguh integritas ketika mendapatkan kedudukan. Banyak dari anak-anak Tuhan yang memegang jabatan mulai mau menerima suap, gratifikasi, korupsi, persekongkolan demi mengamankan kedudukannya.

Tanpa ada maksud politis, karena hanya sebagai contoh integritas yang seharusnya dari orang Kristen, saya mencontohkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama atau Ahok. Ia berani melawan ketidakbenaran tanpa sekalipun ada rasa takut kehilangan kedudukan, meskipun ia tahu ia adalah minoritas. Akibatnya, serangan-serangan untuk menjatuhkannya genjar dilancarkan. Namun di tengah banyaknya usaha untuk menjatuhkannya, dukungan juga semakin deras mengalir untuk ia terus memimpin. Sayangnya memang tidak banyak orang Kristen yang seperti Ahok di Indonesia ini. Hal itulah yang mengakibatkan tidak banyak orang Kristen yang dipercaya dalam kedudukan penting.

Mengerti Maksud Tuhan 

Setiap orang Kristen yang diberi kepercayaan untuk menduduki suatu jabatan harus menyadari maksud Allah terhadap kedudukan tersebut. Kepercayaan besar yang Tuhan berikan tidak dimaksudkan hanya untuk keuntungan diri sendiri, namun selalu ada maksud Tuhan yang besar bagi pelayanan kita terhadap sesama. Pontius Pilatu tentu tidak menyadari hal ini. Baginya, jabatan yang ia duduki adalah demi kepentingan dan kenyamanan dirinya sendiri sehingga ia berusaha untuk mengamankan kedudukannya meskipun dengan mengorbankan orang lain.

Sebuah contoh dalam Alkitab tentang orang yang mengerti maksud Tuhan terhadap kedudukannya adalah Mordekai dan Ester (Est. 4:14). Mordekai mengingatkan Ester bahwa maksud Tuhan mengangkat Ester kepada kedudukan sebagai ratu di Persia adalah untuk menjadi jalan bagi penyelamatan bangsa Yahudi dari rancanangan pembinasaan Haman. Tuhan mengangkat Ester menduduki kedudukan yang tinggi bukan hany supaya Ester dan keluarganya hidup sejahtera dan dalam kenyamanan, namun melalui kedudukannya tersebut dapat menyelamatkan bangsanya.

Beberapa waktu yang lalu terjadi demo guru honorer yang menuntut agar pemerintah mengangkat mereka menjadi PNS. Menteri Pendidikan menyatakan bahwa mereka dapat langsung diangkat menjadi PNS jika bersedia ditempatkan di daerah-daerah pelosok di Indonesia. Namun ternyata tidak satupun dari mereka menerima tawaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mereka menjadi guru adalah demi kesejahteraan hidup mereka sendiri. Namun demikian, Puji Tuhan bahwa ada beberapa alumni STT Intheos, yang lulus tahun 2015, langsung mengabdikan hidupnya untuk pergi ke pedalaman Papua dan mengajar anak-anak di sana.

Apabila kita ingin mendapatkan kepercayaan yang besar dari Tuhan, maka kita harus menyadari bahwa ada tanggung jawab kita terhadap kepercayaan tersebut. Kepercayaan yang Tuhan karuniakan kepada kita bukan semata untuk kepentingan dan keuntungan pribadi kita, namun maksud Tuhan adalah untuk menjadi pelayanan kita dan membawa kemuliaan bagi nama-Nya.

Selamat memperingati Jumat Agung dan Paskah 2016. 

File Terbaru

Facebook Fanpage

TAUTAN EKSTERNAL