OTORITAS ROH KUDUS DALAM PELAYANAN INNER HEALING
Abstract
Pelayanan inner healing berkaitan dengan proses pemulihan luka batin yang di alami oleh seseorang. Luka batin biasanya dianggap sebagai akar penyebab permasalahan yang timbul dalam kehidupan pribadi orang percaya. Mereka yang mengalaminya sebenarnya sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat tetapi masih mempunyai kebiasaan yang buruk, perilaku yang dianggap “aneh†khususnya yang tak dapat dikendalikannya. Hal itu terjadi sebagai dampak dari trauma masa lalunya. Trauma masa lalu itu baik disadarinya maupun tidak telah meninggalkan luka pada batinnya, dan jika tidak disembuhkan akan terus menghalangi dan membelenggunya untuk bisa bertumbuh dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, Tuhan dan sesamanya.
Sebaliknya, penyembuhan luka batin akan membuat orang itu terlepas dari ikatan trauma masa lalu dan membebaskannya untuk bertumbuh dalam pengenalannya akan Tuhan. Penyembuhan inilah yang sekarang dikenal sebagai inner healing atau penyembuhan luka batin yang sangat banyak dipraktekkan di kalangan gereja-gereja Kharismatik, tetapi masih sangat dicurigai, bahkan ditolak di kalangan gereja-gereja Protestan konservatif.
Ada berbagai tanggapan terhadap pelayanan inner healing, di satu sisi inner healing diakui membawa dampak positif dalam kehidupan kekristenan, bahkan oleh mereka yang menentangnya. Jim Alsdurf dan Newton Malony dalam sebuah artikelnya dengan sangat tajam menyerang pengajaran dan praktek inner healing yang dilakukan oleh Ruth Carter Stapleton. Ia menyebut ajaran dan praktek inner healing ini tidak mempunyai dasar Alkitab yang jelas dan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu Ruth sendiri. Tetapi di akhir artikelnya ia mencatat: “However, inspite of this critique it should be said that Ruth Carter StapletonÂ’s impact for good cannot be questioned. God uses imperfect vessels to reach Buddhists, physicians, and Putt-Putt golf managers, as well as faithing ChristiansÂâ€
Herlianto, seorang pengamat masalah-masalah gerejawi, khususnya isu-isu yang berkembang disekitar pengajaran gereja, termasuk yang mewakili mereka yang menolak inner healing. Dia mengutip Martin Daulby tntang kesembuhan luka-luka batin : “Ide utama dibelakangnya adalah untuk menyembuhkan pengalaman negatif masa lalu dan bukan fisik. … yang sarat dipengaruhi psikologi Jung dan Freud. Penyembuhan ini secara berat bergantung pada konsep Freud mengenai jiwa dalam dimana masa kecil sesorang menghasilkan trauma dan kekecewaan, ini harus dihadapi dan disembuhkan. Psikologi Jung juga diikuti, dimana kesembuhan New Age mengajar seseorang untuk membayangkan Yesus menemani pasien selama pengalaman traumatis masa kecil dan membayangkan hasil yang lebih baik dari situasi tersebut. Efek visualisasi ini dipercaya mendatangkan kesembuhan dalam alam bawah sadar seseorang.†Akhirnya Herlianto menyimpulkan bahwa Inner Healing bukanlah ajaran Alkitab melainkan terapi perdukunan New Age, sebab dalam praktek visualisasi ini, Yesus bisa diganti dengan bayangan pribadi penolong lainnya.
Dalam Tulisan ini, pertama penulis akan membahas tentang inner healing (luka batin). Kemudian penulis akan melakukan analisa dengan memerhatikan ajaran firman Tuhan, yang dilanjutkan dengan pembahasan pribadi Roh Kudus serta otoritasnya dalam pelayanan inner healing. Pada bagian penutup merupakan kesimpulan.
Sebaliknya, penyembuhan luka batin akan membuat orang itu terlepas dari ikatan trauma masa lalu dan membebaskannya untuk bertumbuh dalam pengenalannya akan Tuhan. Penyembuhan inilah yang sekarang dikenal sebagai inner healing atau penyembuhan luka batin yang sangat banyak dipraktekkan di kalangan gereja-gereja Kharismatik, tetapi masih sangat dicurigai, bahkan ditolak di kalangan gereja-gereja Protestan konservatif.
Ada berbagai tanggapan terhadap pelayanan inner healing, di satu sisi inner healing diakui membawa dampak positif dalam kehidupan kekristenan, bahkan oleh mereka yang menentangnya. Jim Alsdurf dan Newton Malony dalam sebuah artikelnya dengan sangat tajam menyerang pengajaran dan praktek inner healing yang dilakukan oleh Ruth Carter Stapleton. Ia menyebut ajaran dan praktek inner healing ini tidak mempunyai dasar Alkitab yang jelas dan sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu Ruth sendiri. Tetapi di akhir artikelnya ia mencatat: “However, inspite of this critique it should be said that Ruth Carter StapletonÂ’s impact for good cannot be questioned. God uses imperfect vessels to reach Buddhists, physicians, and Putt-Putt golf managers, as well as faithing ChristiansÂâ€
Herlianto, seorang pengamat masalah-masalah gerejawi, khususnya isu-isu yang berkembang disekitar pengajaran gereja, termasuk yang mewakili mereka yang menolak inner healing. Dia mengutip Martin Daulby tntang kesembuhan luka-luka batin : “Ide utama dibelakangnya adalah untuk menyembuhkan pengalaman negatif masa lalu dan bukan fisik. … yang sarat dipengaruhi psikologi Jung dan Freud. Penyembuhan ini secara berat bergantung pada konsep Freud mengenai jiwa dalam dimana masa kecil sesorang menghasilkan trauma dan kekecewaan, ini harus dihadapi dan disembuhkan. Psikologi Jung juga diikuti, dimana kesembuhan New Age mengajar seseorang untuk membayangkan Yesus menemani pasien selama pengalaman traumatis masa kecil dan membayangkan hasil yang lebih baik dari situasi tersebut. Efek visualisasi ini dipercaya mendatangkan kesembuhan dalam alam bawah sadar seseorang.†Akhirnya Herlianto menyimpulkan bahwa Inner Healing bukanlah ajaran Alkitab melainkan terapi perdukunan New Age, sebab dalam praktek visualisasi ini, Yesus bisa diganti dengan bayangan pribadi penolong lainnya.
Dalam Tulisan ini, pertama penulis akan membahas tentang inner healing (luka batin). Kemudian penulis akan melakukan analisa dengan memerhatikan ajaran firman Tuhan, yang dilanjutkan dengan pembahasan pribadi Roh Kudus serta otoritasnya dalam pelayanan inner healing. Pada bagian penutup merupakan kesimpulan.
Keywords
otoritas; roh kudus; pelayanan; inner healing
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 1434 timesPDF - 3380 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Antusias
View My Stats
Jurnal Antusias telah terdaftar di situs:
![]() | ![]() |
Copyright © Jurnal Antusias 2016. All Rights Reserved.
p-ISSN : 2087-7927.